Sabtu, 05 Mei 2012

FRAKTUR DAN DISLOKASI TANGAN

FRAKTUR DAN DISLOKASI TANGAN PENDAHULUAN Fungsi utama tangan dapat dibagi dalam fungsinya untuk menggeggam, menjumput dan meraba. Fungsi tangan akan terganggu bila terjadi kelainan seperti terjadinya fraktur atau dislokasi. Fraktur atau patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat lokal maupun yang parsial yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa atau trauma.1,2 Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada tangan yang menyebabkan patah tulang pada jari-jari tangan (karpal atau metakarpal) dan dapat berupa trauma tidak langsung misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang-tulang tangan patah.2 Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat
sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. Selain itu, ada juga patah tulang yang biasanya berupa fisura yang disebabkan oleh beban lama atau trauma ringan yang terus menerus.2 Selain fraktur, pada tangan juga biasa terjadi dislokasi. Dislokasi adalah berpindahnya ujung tulang patah yang disebabkan oleh berbagai kekuatan seperti cedera, tonus atau kontraksi otot, dan tarikan.1,2 Pada tangan, fraktur dan dislokasi yang biasa terjadi adalah seperti fraktur tulang pergelangan tangan (fraktur tulang skafoid), fraktur tulang karpal, dislokasi tulang karpal, fraktur basis metakarpal1 (fraktur Bennet), fraktur falangs, dislokasi metakarpofalangeal dan lain-lain. Semua fraktur dan dislokasi pada tangan ini umumnya disebabkan oleh trauma. Biasanya pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan keseleo pada tangannya dan dokter biasanya memastikan dengan pemeriksaan radiologik.1,3,4 Pada umumnya dapat dikatakan bahwa diagnosis dini dan pengobatan dini pada fraktur dan dislokasi tangan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Disamping itu, dukungan dari keluarga (terutama pada pasien anak-anak) sangat dibutuhkan serta kesadaran dari pada pasien sendiri untuk sementara tidak menggunakan tangannya yang mengalami fraktur atau dislokasi. INSIDEN Insiden fraktur dan dislokasi baik pada tangan maupun pada organ lain adalah multifaktor dan sering dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur pasien, jenis kelamin, gaya hidup dan pekerjaan. Di Amerika serikat sekitar 5,6 juta fraktur terjadi tiap tahun dan sering terutama terjadi fraktur pada tangan. Pada tahun 2000, 5953 pasien yang mengalami fraktur yang diobati pada unit trauma ortopedik di Edinburg, Skotlandia. Dan wanita lebih sering mengalaminya dibandingkan pada laki-laki (1,13% dan 1,16%), Namun demikian, insiden tertinggi didapat pada laki-laki yang berumur muda, aktif dan laki-laki terutama yang sudah berumur sekitar 60 tahunan.5 Sebenarnya, cedera pada jari-jari tangan sangat jarang terjadi, dan cedera pada ibu jari sering terjadi pada petinju, yaitu fraktur metakarpal 1 (fraktur Bennet), dan dislokasi pada ibu jari dapat terjadi terutama pada body contact sport.4 Sekitar 18% didapatkan pada semua fraktur adalah fraktur karpal. Fraktur schapoid didapatkan sekitar 79% (fraktur tersering dari fraktur pada bagian karpal). Fraktur triquetrum sekitar 14% dari semua fraktur karpal. Fraktur trapezium sekitar 2,3% dan fraktur hamate sekitar 1,5%, sementara kombinasi fraktur lunata, pisiform dan kapitatum sekitar 3%.8 ANATOMI TANGAN Struktur penting pada tangan dapat dibagi dalam beberapa kategori , antara lain:15 · Tulang· Otot · Nervus · Pembuluh Darah Tulang Tulang pada tangan terdiri atas :7,15 a. Tulang Carpal Tulang Carpal ini terdiri dari delapan tulang kecil dan terbagi menjadi dua baris pada pergelangan tangan. Baris di sebelah proksimal ini dimulai pada sisi ibu jari dari pergelangan tangan yang terdiri dari tulang schapoid, lunate, dan triquetrum. Sedangkan baris kedua adalah baris sebelah distal menghubungkan baris sebelah proksimal dengan jari tangan, terdiri atas tulang trapezium, trapezoid, capitates, hamate, dan pisiform. Dikutip dari kepustakaan 15 b. Tulang metacarpal Tulang metacarpal terdiri atas 5 buah tulang, dimana tulang metacarpal ini adalah tulang yang berada di bawah telapak tangan yang berfungsi untuk menahan jari tangan. c. Tulang Falang Tulang Falang terdiri atas 14 tulang, dimana masing –masing jari tersusun atas 3 tulang jari yaitu ( phalanx distalis, phalanx media, dan phalanx proksimal) kecuali pada ibu jari yang hanya tersusun atas 2 tulang jari (phalanx distal dan phalanx proksimal). Dikutip dari kepustakaan 15 OTOT 15 Otot –otot pada tangan di klasifikasikan menjadi otot-otot yang membentuk : · Thenar : M. Abductor Pollicis Brevis, M. Opponens Pollicis, M.Flexor Pollicis Brevis, dan M. Adductor Pollicis · Hypothenar : M. Palmaris Brevis, M. Abductor Digiti Quinti (V), M. Flexor Digiti Quinti Brevis ( M. Flexor Digiti Minimi), M. Opponens Digiti Quinti (V) · Gugusan Profundus : MM. Lumbricales, MM. Interossei Dikutip dari kepustakaan 15 NERVUS 15 Terdapat tiga nervus utama yang mempersarafi tangan antara lain :
· Nervus Radialis · Nervus Medialis
· Nervus Ulnaris Dikutip dari kepustakaan 15 Pembuluh Darah 15 Pembuluh darah yang menyuplai tangan dengan darah berjalan bersisian dengan nervus. Pembuluh darah arteri terbesar adalah arteri radialis. Sedangkan arteri ulnaris berjalan disamping nervus ulnaris. Arteri Radialis dan Ulnaris kemudian akan mempercabangkan aa. Digitalis yang memperdarahi masing-masing jari tangan. Dikutip dari Kepustakaan 15 ETIOLOGI Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma,kekuatan dan arahnya .Trauma tajam yamg langsung atau trauma tumpul,kekutan,dan arahnya.Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka ampai ke tulang yang disebut patah tulang terbuka.Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah disertai luksasi sendi yang disebut frakur dislokasi. Banyak fraktur dan dislokasi tangan (pergelangan tangan) disebabkan oleh axial loading pada outstretched palm dan ekstensi pergelangan tangan yang biasanya diakibatkan oleh karena jatuh, kecelakaan motor, atau trauma pada saat olahraga. Hal ini mengakibatkan fraktur-fraktur pada radius bagian distal, schapoid, dan fraktur karpal yang lain. Trauma yang paling sering mempengaruhi terjadinya fraktur dan dislokasi disebabkan oleh jatuh atau kecelakaan motor yang berat, yang dapat mengakibatkan fraktur perilunatum yang kompleks dan dislokasi pada karpal atau pergelangan tangan.8 JENIS FRAKTUR DAN DISLOKASI TANGAN Fraktur tangan diklasifikasikan sebagai terbuka atau tertutup serta oleh jenis dan tempat garis fraktura (gambar ). Di samping itu, fraktura harus dinamai sebagai intraartikular atau ekstraartikular, jika suatu sendi terlibat.9 A. FRAKTUR TULANG SKAFOID Fraktur ini sering ditemukan pada orang dewasa, biasanya terjadi pada trauma dengan tangan dalam keadaan out stretched. Fraktur terjadi pada bagian tengah sehingga fragmen distal dan proksimal sama besar dan jarang terjadi fraktur pada ujung proksimal tulang. Fraktur yang terjadi pada umumnya tidak mengalami pergeseran. Fraktur tulang skafoid tidak terdiagnosis.1,12 Fraktur tulang skafoid (Dikutip dari kepustakaan 8) Terdapat beberapa sistem klasifikasi yang digunakan untuk fraktur skafoid. Russe menggambarkan fraktur-fraktur skafoid atas orientasi dasar, yang meliputi fraktur horizontal oblique, vertikal obligue dan fraktur transversal. Sistem klasifikasi lain digunakan oleh Cooney dkk, yang mengatakan bahwa fraktur skafoid dapat diklasifikasikan sebagai displaced dan nondisplaced. Klasifikasi fraktur skafoid yang terbaik digambarkan oleh Herbert, dimana fraktur dikategorikan ke dalam sistem alfanumerik:8 · Fraktur tipe A adalah fraktur akut stabil, meliputi fraktur inkomplit dan sepertiga distal pada scaphoid waist. · Fraktur tipe B adalah tidak stabil dan termasuk fraktur komplit pada scaphoid waist , fraktur bagian proksimal, fraktur oblik distal, dan dislokasi fraktur perilunatum transskafoid pada karpus/tulang pergelangan tangan. · Fraktur tipe C dikarakteristikkan dengan delayed union. · Fraktur tipe D dikarakteristikkan dengan established nonunion. B. FRAKTUR TULANG KARPAL YANG LAIN Fraktur tulang karpal lebih jarang ditemukan kecuali fraktur tulang trikuetrum.1 Fraktur Lunatum. Fraktur lunatum terjadi sekitar 1 % dari semua fraktur karpal (termasuk Kienbock). Fraktur lunatum juga terjadi dengan axial load ke dorsiofleksi pergelangan tangan. Walaupun, fraktur lunatum lebih dihubungkan dengan deviasi ulna pada pergelangan tangan selama tubrukan. Fraktur lunatum jarang terjadi dibandingkan fraktur skafoid. Terdapat 5 tipe fraktur lunatum yang digambarkan berdasarkan lokasi dan suplai vaskuler/darah:8 1. Fraktur (paling sering) bagian palmar (mempengaruhi arteri nutrient telapak tangan) 2. Fraktur osteochondral (sumbing) pada permukaan artikuler proksimal (tidak mempengaruhi vaskularisasi) 3. Fraktur bagian dorsal (dapat mempengaruhi arteri nutrient dorsal) 4. Sagittal-oblique through the body 5. Coronal split of the body Fraktur Trikuetrum. Fraktur trikuetrum merupakan fraktur tersering kedua setelah skafoid. Fraktur trikuetrum mempunyai 2 tipe utama yaitu: Dorsal rim chip fracture (paling sering)Buddy fracture (dapat mempunyai presentasi yang berbeda) Tuberositas medialSagitalKutub proksimal transversalTransverse bodyRadial palmarFraktur comminuted Fraktur Trapezium. Fraktur trapezium merupakan fraktur karpal ke-3 yang sering terjadi. Terdapat 5 tipe fraktur trapezium yaitu:8 1. transartikuler vertikal (paling sering)- sering diakibatkan oleh kekuatan aksial sepanjang ibu jari. 2. Horizontal-diakibatkan kekuatan pemotongan secara langsung 3. Tuberositas radial dorsal- diakibatkan kekuatan pemotongan vertikal 4. Daerah anteromedial-diakibatkan oleh trauma remukan/crush anteroposterior 5. Comminuted Fraktur Kapitatum. Fraktur kapitatum merupakan fraktur terjarang kedua setelah fraktur trapezoid. Kutub proksimal merupakan keseluruhan intra-artikuler, tanpa kerusakan jaringan lunak. Fraktur kapitatum dapat dikategorikan ke dalam 4 tipe yaitu:8 1. Transversal (badan aksial, paling sering) 2. Transversal (bagian aksial proksimal) 3. Oblik koronal 4. Parasagital Fraktur Hamatum. Fraktur hamatum paling sering terjadi pada olahraga tangan yang menggunakan stick/tongkat atau bracket (seperti, golf, baseball, tenis). Terdapat 2 tipe fraktur hamatum yaitu:8 1. Hook fractures Avulsion (ujung)Waist/pinggangDasar/base 2. Buddy fracture o Bagian proksimal o Tuberositas medial o Oblik sagital o Fraktur koronal dorsal Fraktuf Pisiform. Sering dianggap sebagai tulang karpal proksimal. Fraktur pisiform (kerusakan) dibagi dalam 4 kategori yaitu:8 1. Transversal (paling sering) 2. Parasagital 3. Comminuted 4. tubrukan pisotriguetral C. DISLOKASI TULANG KARPAL Dislokasi tulang karpal yang sering ditemukan adalah:8 1. Dislokasi tulang lunatum Dislokasi ini jarang ditemukan, berupa dislokasi ke anterior. Dislokasi tulang lunatum terjadi bila jatuh dengan pergelangan tangan dalam keadaan dorsofleksi dan tulang lunatum terdorong ke arah palmar dan mengalami rotasi 90o dalam dasar terowongan karpal. Terdapat pembengkakan pada daerah pergelangan tangan, nyeri apabila jari-jari diekstensikan. Mungkin ditemukan gejala lesi nervus medianus. 2. Dislokasi perilunatum tulang karpal Seluruh korpus mengalami dislokasi ke arah dorsal kecuali tulang lunatum masih tetap bersama-sama dengan radius.1Konsep dislokasi perilunatum digambarkan sebagai konsekuensi dari trauma ligamentum yang mengakibatkan dislokasi perilunatum dan lunatum yang digambarkan oleh Mayfield dkk:8 · Tingkat I, mencakup disosiasi skafoid dari sobekan interosseous skafolunatum dan pergesesan volar pada persendian radioskafoid. · Tingkat II, mencakup dislokasi dorsal pada kapitatum dengan disosiasi sendi lunokapitatum. · Tingkat III (dislokasi perilunatum), termasuk gangguan ligamentum lunotriquetrum. · Tingkat IV (dislokasi lunatum) yang merupakan gangguan ligamentum komplit.


Gambar 3. radiograph posteroanterior dislokasi perilunatum dorsal11 D. FRAKTUR BASIS METAKARPAL I Fraktur basis metakarpal I dibagi dalam:1,3 1. Fraktur transversal atau fraktur oblik pendek yang melalui basis metakarpal I tetapi tidak melalui sendi. 2. Fraktur oblik yang melewati sendi karpometakarpal pada pertengahan permukaan sendi (fraktur subluksasi Bennet). Fraktur Bennets merupakan fraktur intra-artikuler pada base ibu jari, dengan dislokasi atau subluksasi sendi karpometakarpal (CMC). Oleh karena itu, fraktur ini mencakup permukaan sendi, fraktur Bennet sering secara signifikan bergeser dan sangat tidak stabil. Tipe fraktur ini sering didapatkan pada orang yang berolahraga seperti sepak bola.1,3







Gambar 4. Fraktur dan dislokasi Bennet6 E. FRAKTUR METAKARPAL LAINNYA Fraktur metakarpal lainnya dapat terjadi pada satu metakarpal atau multipel pada beberapa metakarpal. Fraktur leher metakarpal V (fraktur Boxer) sering terjadi pada seseorang yang mengalami trauma dengan posisi kepalan tinju.1 Boxer fracture Dikutip dari kepustakaan 14 F. FRAKTUR FALANGS Fraktur falangs dapat terjadi karena trauma langsung, puntiran atau tekukan pada jari-jari dan dapat mengenai falangs proksimal, intermediat ataupun distal. Fraktur falangs dapat mengakibatkan kehilangan fungsi tangan secara signifikan. Oleh karena banyak fraktur falangs yang tidak dilaporkan maka untuk menentukan insidennya sangat sulit.1,10 Fraktur Falangs (Dikutip dari kepustakaan 1) G. DISLOKASI SENDI METAKARPOFALANGEAL Dislokasi sendi metakarpofalangeal sering terjadi karena trauma hiperekstensi dan rotasi. Paling sering terjadi pada jari kedua atau jari pertama. Biasanya pada kasus dislokasi sendi metakarpofalangeal dibutuhkan reposisi tertutup.1 H. DISLOKASI INTERFALANGEAL Pada dislokasi interfalangeal, jari pertama dan jari-jari lainnya dapat direposisi dengan mudah dan mungkin reposisi secara spontan.1 DIAGNOSIS Diagnosis suatu fraktur dan dislokasi tangan dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang ada (anamnesis dan pemeriksaan fisik) serta pemeriksaan penunjang. Gambaran klinis Anamnesis. Biasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan tangan. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi di daerah lain. Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh di kamar mandi pada anak-anak dan orang tua, penganiayaan/perkelahian, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olahraga. Penderita biasanya datang karena adanya nyeri tekan lokan di bagian tangan, pembengkakan, gangguan fungsi, deformitas atau dengan gejala-gejala lain.1 Pemeriksaan fisik. Dari inspeksi dapat dibandingkan bagian tangan yang mengalami fraktur dan dislokasi dengan tangan yang sehat, perhatikan posisi jari-jari tangan, apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur terutup atau terbuka. Sedangkan dari palpasi, jika dicurigai fraktur dan dislokasi tangan, maka pemeriksaan fisis (palpasi) seharusnya mencakup uraian pembengkakan dan nyeri tekan lokal, rentang gerakan, keselarasan rotasi dan angulasi serta keadaan neurovaskuler. Diagnosis fraktura atau dislokasi falang atau metakarpal bisa dicurigai, jika ada deformitas rotasi angulasi yang jelas pada jari tangan.9 Gambaran klinis yang didapat dari pemeriksaan fisik dapat dilihat dari berbagai fraktur dan dislokasi yang dapat terjadi pada tangan seperti; pada fraktur tulang skafoid didapatkan nyeri tekan pada daerah skafoid (anatomical snuff box). 1 Pemeriksaan radiologis. Foto polos, dengan pemeriksaan klinis kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur atau dislokasi tangan. Walaupun demikian, pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Tujuan pemeriksaan radiologis pada fraktur dan dislokasi tangan adalah untuk konfirmasi adanya fraktur, untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler. Misalnya pemeriksaan foto rontgen pada fraktur tulang skafoid dibuat dalam posisi AP serta lateral dalam posisi 45o pronasi dan supinasi. Sering garis fraktur tidak terlihat pada foto pertama sehingga diperlukan foto berikutnya setelah dua minggu.1 PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan fraktur dan dislokasi tangan sebenarnya tergantung dari jenis frakturnya, fraktur terbuka atau fraktur tertutup atau biasanya di dasarkan pada fraktur ekstra-artikular atau intra-artikular.9,11 Fraktur ekstra-artikular. Jika fraktura stabil, maka jari tangan yang terlibat biasa dibidai dengan sendi MCP dalam fleksi (60 sampai 90 derajat) dan sendi PIP dalam fleksi ringan (10 sampai 15 derajat) selama 4 minggu. Sering pemasangan plester fraktura jari tangan ke jari tangan yang berdekatan ("buddy taping") sudah cukup. Rontgenogram perlu diulangi dalam 1 minggu untuk menilai keselarasan dan stabilitas. Fraktur tidak stabil seperti fraktura oblik, berangulasi atau terotasi sering dapat diterapi dengan reposisi tertutup di bawah anestesi blok jari tangan atau pergelangan tangan. Traksi longitudinalis diberikan untuk memulihkan panjang serta kemudian manipulasi dilakukan untuk mengoreksi rotasi dan angulasi. Bidang kuku jari tangan diamati bagi keselarasan rotasi serta jari tangan yang fleksi seharusnya menunjuk ke tuberkulum ossis skafoidei, jika keselarasan radialis dan ulnaris tepat. Jika reposisi memuaskan dikonfirmasi dengan radiograf, maka jari tangan bisa dimobilisasi dengan bidai, gips atau pemasangan pin perkutis.9 Gips atau bidai seharusnya menyebabkan imobilisasi pergelangan tangan dalam dosifleksi sedang (30o), sendi MCP dalam fleksi 60 sampai 90 derajat, serta sendi PIP dalam ekstensi hampir penuh. Untuk fraktura falang proksimal dengan angulasi volar dan fraktura basis volar falang media, maka fleksi sendi PIP diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan reposisi. Fraktura falang diimobilisasi selama 3 minggu, fraktura metakarpus selama 4 minggu. Karena ini bisa memerlukan dua sampai empat bulan untuk penyembuhan jelas pada pemeriksaan radiografi, maka gerakan seharusnya dimulai pada masa 3 sampai 4 minggu. Pemasangan pin perkutis dengan kawat Kirschner kecil (0,35 sampai 0,45) tidak mudah. Sekurang-kurangnya dua pin diperlukan untuk fiksasi, serta pengendali pin bermotor dan radiograf pembuatan gambar adalah mutlak. Sejumlah indikasi bagi pemasangan pin perkutis meliputi fraktura matakarpus dengan angulasi dan fraktura spiral pada falang proksimal.9,11
Gambar 5: contoh plates, pins dan screw (sekrup) yang digunakan pada fraktur sendi yang sedang mengalami penyembuhan11 Reposisi terbuka dan fiksasi interna (RTFI) diindikasikan, jika fraktura tidak dapat direposisi dan distabilisasi dengan metode tertutup. Saat ini ada kecenderungan lebih besar untuk mengobati banyak fraktura tulang kecil dengan RTFI untuk memulai gerakan jari tangan segera atau dini, tetapi pendekatan ini tidak perlu yang paling baik. Fraktura bisa difiksasi dengan sejumlah alat, yang mencakup kawat-K, tension band wiring, pemasangan kawat interosseous, serta miniscrews dengan atau tanpa miniplates.9 Fraktura intra-artikular. Fraktura stabil yang tidak tergeser bisa diterapi dengan bidai atau metode buddy taping. Juga radiograf diperlukan pada 1 minggu. Pada umumnya, RTFI diperlukan dalam kebanyakan fraktura intra-artikular yang tergeser untuk mencapai kesusaian sendi. Pada beberapa kasus, reposisi tertutup dengan stabilisasi kawat-K perkutis bisa dipilih. Fraktura spesifik yang memerlukan fiksasi interna mencakup berikut ini:9 Dislokasi fraktur basis metakarpalis pertama (fraktura Bennet)Cedera serupa pada basis metakarpalis kelima.Fraktura ligamentum kolateralis avulsi kollum metakarpalis.Fraktura kondilus tergeser Dislokasi Tulang Lunatum Pada dislokasi yang baru dilakukan reposisi di bawah pembiusan umum dengan melakukan penekanan pada tulang lunatum. Pada dislokasi yang lama, reposisi tidak dapat dilakukan dan perlu dilakukan eksisi.1 Fraktur basis metakarpal I Pada fraktur transversa dapat dicoba reduksi tertutup dan pemasangan gips seperti pada fraktur skafoid.1 Fraktur metakarpal lainnya Fraktur metakarpal yang tunggal biasanya bersifat stabil dan tidak memerlukan tindakan operasi. Fraktur multyipel kemungkinan memerlukan operasi untuk mengoreksi kelurusan dan rotasi.1 Fraktur falangs Dilakukan stabilisasi dengan mempergunakan plester bersama-sama jari yang sehat.1 Dislokasi sendi metakarpofalangeal Pengobatan dilakukan dengan reposisi tertutup. Paling sering terjadi pada jari kedua atau jari pertama.1 Dislokasi interfalangeal Pada dislokasi interfalangeal jari pertama dan jari-jari lainnya dapat direposisi dengan mudah dan kemungkinan terjadi reposisi secara spontan. 1 KOMPLIKASI Berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi sebelum atau setelah terapi dari fraktur dan dislokasi tangan adalah antara lain:1,8,9 · Fraktur tulang skafoid: delayed union, nonunion, malunion, nekrosis avaskuler, osteoartritis, instabilitas karpal progresif, dan perubahan degeneratif yang lambat.1,8 · Komplikasi yang terjadi dari prosedur fraktur lunatum merupakan komplikasi arthrodesis seperti infeksi, hematoma, neurapraksia transient, instabilitas skafolunatum, dan non union.8 · Komplikasi dari dislokasi tulang karpal adalah tekanan pada nervus medianus, nekrosis avaskuler seperti pada penyakit Kienbock dan kelainan degeneratif sendi.1 · Pada fraktur Bennet, komplikasi yang biasa terjadi adalah osteoartritis dan mal-unoin. PROGNOSIS Prognosis suatu fraktur dan dislokasi tangan tergantung pada diagnosis segera dan pengobatan dini pada fraktur dan dislokasi tersebut. Enam puluh lima persen fraktur dan dislokasi pada tangan dapat sembuh sempurna setelah diterapi selama 2 sampai 4 bulan. Diagnosis dini dan pengobatan dengan gips bawah siku yang mencakup ibujari akan menyebabkan lebih dari 95 persen angka keberhasilan penyembuhan DAFTAR PUSTAKA 1. Rasjad C. Fraktur pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Dalam: Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi ketiga. Makassar : penerbit Bintang Lamumpatue. 2000. Hal.464-68 2. Sjamsuhidajat R. Wim de jong. Patah tulang dan dislokasi. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. 1997. Hal. 1127, 1204-10 3. Collins ED. Hand fracture and dislocations. In: Available from URL: http://www.drevancollins.com/Accessed on juli/6/2006 4. Sufitni. Cedera pada ekstremitas atas. Dalam : Buku kuliah bagian anatomi fakultas kedokteran USU.2004 5. Buckley R; Panaro CDA. General Principle of Fracture Care. In: Available from URL: http://www.emedicine.com/Article last Updated:Jul 19,jul 19,2007 6. Chan Otto. ABC of emergency radiology, Hand. In: Available from URL: http://www.bmj.com/Aticle Last Update:Oct 3rd 2007 7. Jeremy R; Campbell; Smith W; Galligan John; dkk. Hand and Wrist. In: Available from URL: http://www.OmahaOrthoSports.com/Accessed on 2008 8. Jarman A; Armstrong MB. Hand, Fracture and Dislocations : Wrist. In: Available from URL: http://www.emedicine.com/Article last Updated: jul 6,2006 9. Urbaniak JR. Susunan Muskuloskeletal. Sabiston DC. Dalam: Buku ajar bedah. Bagian 2. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.1994. Hal.358-36 10. Divelbiss BJ. Clarke MS. Phalangeal fractures. In: Available from URL: http://www.emedicine.com/Article Last Update jul 11 11. Assa J. Hand fractures. In: Available from URL: http://www.ASSH.com/Accessed on 2006 12. Bulstrode CJK. Fracture and dislocation. In: Fractures in Children. Philadelphia: J.B Lippincott Company. 2002 13. Jon C.Thomson,M.D.Netter’s Concise Atlas Of Ortopaedic Anatomi. Philedhelphia. 14. W.Bruce Conolly,A.M.Atlas Of Hand Surgery.Joint and ligament Injuries Dislocasion.New York.1998. 15. Anonym. Available at : http://www.eOrthopod.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar